Etnis Sasak memiliki budayanya sendiri, sistem ide-gagasan, filosofi atau pandangan hidup, pengetahuan, dan strategi dalam memecahkan permasalahan kebutuhan hidup yang dihadapi dikenal dengan kearifan lokal. Kearifan lokal ini meliputi berbagai aspek kehidupan, antara lain politik, sosial, ekonomi, agama, seni, dan lain-lain terjadi dinamika kehidupan secara berkelanjutan. Kearifan lokal juga sebagai akumulasi pengetahuan mencakup dimensi sosiologis, teologis, dan kosmologis, di dalamnya terdapat unsur-unsur nilai yang masih dipegang erat. Nilai-nilai tersebut ditemukan dalam tradisi lisan, tulisan, ritus, sistem pengetahuan, adat istiadat, dan lain-lain, turut mempengaruhi cara pikir, perilaku, dan tindakan individual, sosial, maupun spiritual. Nilai-nilai tersebut dikonstruksi oleh papuq baloq atau toaq lokaq (nenek moyang, leluhur) melalui awig-awig (aturan-aturan), tata krama (tata cara hidup), dan adat tapsila (adat pergaulan). Berharganya nilai-nilai tersebut memberi pembelajaran dalam menciptakan perdamaian hidup. Untuk itu, pentingnya internalisasi dan aktulisasi nilai-nilai perdamaian dalam nilai-nilai kearifan lokal etnis Sasak.